PENDAHULAN
Hosea adalah anak Beeri yang berasal dari
suku Yehuda. Hosea yangartinya ”Keselamatan ada pada TUHAN" atau
"TUHAN adalah keselamatan"merupakan seorang nabi di Israel pada abad
ke-8 SM yang tampil sesudah Nabi Amos[1]. Dia adalah salah satu dari dua belas nabi dalam Kitab Suci Ibrani atau Perjanjian Lama. Nabi Hosea diam di
Israel, Kerajaan Utara dan ia bernubuat selama kira-kira 50 tahun. Selama
pelayanan Hosea sebagai nabi, Kerajaan Utara sedang mengalami kemakmuran yang
sangat besar dan perluasan wilayahnya. Ini disebabkan oleh kemerosotan Aram dan
Moab yang mengakibatkan Kerajaan
Utara dapa tmenguasai sebagian besar jalur perdagangan timur-barat di kawasan
tersebut. Kemakmuran inilah yang menyebabkan turunnya moral dan rohani.
Materialisme memikat hati banyak orang dan dosa pun mulai masuk dalam setiap aspek kehidupan. Dosa-dosa tersebut
dapat dilihat seperti mencuri, membunuh, mabuk, penipuan, bersaksi dusta
dan perzinahan.Kerajaan itu juga tidak taat kepada Tuhan. Mereka menyembah
ilah-ilahlain dan melupakan Tuhan. Mereka membuat patung emas untuk penyembahan
kepada dewa Baal.
Dalam kondisi seperti itulah, Allah mengutus
hamba-Nya,Hosea, untuk memperingatkan bangsa itu agar berbalik kepada Tuhan.
Hosea menyampaikan pesan Tuhan kepada orang-orang di Israel, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu
jatuh pada tahun 721 s.M. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel,
terutama karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada Tuhan.
Kehidupan Hosea sangat menarik karena
kehidupannya merupakancermin dari hubungan Allah dengan Israel. Pada awal
pelayanan Hosea, Allah memerintahkan nabi Hosea untuk mengawini wanita sundal
dan memperanakkananak-anak sundal. Hal ini menunjukkan kehidupan umat Israel
yang waktu itu telah “bersundal” dengan membelakangi Allah. Umat Israel telah
meninggalkanAllah dan menyembah kepada dewa Baal[2].
Dan itu merupakan gambaran awal ketidak setiaan bangsa Israel kepada Tuhan yang
telah menyembah dewa baal. Adapun beberapa kontroversi yang terjadi dalam kitab
Hosea dan yang dapat kami jelaskan adalah sebagai berikut.
Pertanyaan Penelitian
1.
Kontroversi
Perkawinan Nabi Hosea dan Gomer
2.
Arti
nama anak- anak Nabi Hosea dan Gomer
3.
Makna
yang di ambil dari Pernikahan Nabi Hosea dan Gomer
TAFSIRAN
PERKAWINAN
HOSEA
Berbicara mengenai kitab Hosea, asumsi
kebanyakan orang akan langsung mengingat tentang perkawinan antara nabi dengan
seorang sundal. Nabi diperintahkan oleh TUHAN untuk mengambil perempuan sundal
itu, Gomer bin Diblaim, menjadi istrinya. Ketika TUHAN mulai berbicara dengan
perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah
seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini
bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN” (Hos. 1:2).
Jika kita memperhatikan perintah ini,
pertanyaan yang dapat muncul adalah: mengapa TUHAN memerintahkan Nabi untuk
mengawini perempuan sundal. Tidakkah hal ini bertentangan dengan hukum taurat?
Dari peristiwa ini seakan-akan TUHAN mendukung perzinahan dan persundalan .
Dalam
kitab Hosea, kedua istilah tersebut “Perzinahan” dan “Persundalan” dipakai
dalam dua arti yang berbeda yaitu secara harafiah dan kiasan. Secara harafiah
berarti melakukan hubungan seksual di luar nikah atau dengan pasangan lain. Dan
dalam arti kiasan biasa dipakai dalam lingkup politik yang berhubungan dengan
bangsa-bangsa lain atau dalam lingkup religius yaitu mengikuti allah-allah lain
( dewa ba’all )[3] . Dan
bila kita mengamati teks Hosea, istilah “perzinahan” dan “persundalan” dipakai
bersamaan, secara harafiah dan secara kiasan. Artinya, Nabi Hosea memang
melihat bahwa realitas perzinahan dan pesundalan merupakan suatu tren dalam
masyarakat. Bahkan dia sendiri mengalaminya dalam keluarganya, di mana Gomer
istrinya adalah seorang pezinah, bahkan pelacur. Selain itu ada juga kecurigaan
bahwa masyarakat Israel melakukan perzinahan dengan allah-allah lain.[4]
Dikatakan berzinah dengan allah lain karena
pada saat itu, orang Israel mensinkretiskan kepercayaan pada TUHAN dengan agama
Kanaan . Dan kepercayaan dalam agama Kanaan yang bertentangan dengan Taurat
(UL. 23:17) adalah pelacuran suci. Misalnya untuk mendatangkan hujan maka
manusia harus melakukan upacara-upacara bakti dengan berhubungan seksual di
bumi agar Dewa Kesuburan menurunkan hujan. Apa yang dipraktekkan oleh penganut
agama Kanaan ini ternyata menarik hati orang Israel. Karena agama Kanaan lebih
menjanjikan di bidang pertanian maupun dalam bidang keamanan[5].
Akibatnya, tidak sedikit orang Israel yang melakukan dan mengikuti ritual agama
Kanaan. Bahkan istri Hosea sendiri adalah pelacur bakti atau Qodashot .
Berhadapan dengan realitas tersebut, Nabi
ingin menyampaiakan kritikannya. Dalam menyampaikan kritikannya, Hosea
memanfaatkan berbagai macam gaya sastra misalnya bahasa pengadilan, metafor perkawinan
ataupun metafor hubungan orang tua dan anak . Dari semua gaya bahasa yang
digunakan itu, yang peling terkenal dari Hosea adalah (analogi) perkawinannya
dengan Gomer.
Memang ada perdebatan di sekitar masalah ini.
Para ahli ada yang mengatakan bahwa peristiwa perkawinan Hosea-Gomer tidak
sesuai dengan moralitas. Karena itu peristiwa ini hanya terjadi dalam
penglihatan, atau mimpi atau bahkan hanya sebagai suatu alegori atau
perumpamaan . Namun ada pula yang mengatakan bahwa peristiwa tersebut adalah
suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi. Alasannya adalah karena memang
tidak ada petunjuk yang mengindikasikan bahwa peristiwa itu hanya terjadi dalam
mimpi. Alasan kedua adalah karena nama Gomer tidak mempunyai makna simbolis.
Ketiga, suatu keanehan jika Hosea menceritakan sesuatu yang tidak benar
terjadi. Keempat, pengalaman perkawinan dengan seorang sundal, justru
memperkuat pewartaan Hosea. Dia sendiri mengalami apa yang dialami oleh TUHAN
dalam hubungannya dengan Israel . Inilah gambaran Israel dalam hubungannya
dengan TUHAN di mana Israel kadang tidak setia. Bangsa Israel adalah “istri”
yang tidak setia. Namun TUHAN adalah “suami” yang tetap setia[6].
Jika kita memperhatikan keseluruhan kitab
Hosea, sikap Israel terhadap TUHAN sangat tidak konsisten, kadang setia tetapi
lebih sering tidak setianya. Awalnya bangsa Israel melakukan yang jahat di
hadapan TUHAN yang digambarkan dengan keluarga Hosea yang tidak setia (Hos
1:2-9), kemudian TUHAN memberikan janji keselamatan kepada Israel (1:10-12),
lalu Israel diterima kembali (3:1-5), tetapi kemudian para imam dan bangsa
Israel tidak setia lagi (4:1-12). Karena tidak setia, maka akhirnya TUHAN
mengancam Israel dan pemimpin-pemimpinnya (5:1-7), kemudian Israel mencari
pertolongan di mana-mana tetapi sia-sia (5:8-14). Karena tidak menjumpai
penolong dapat dijadiakan andalan melebihi TUHAN, Israel kemudian bertobat,
tetapi hanya pura-pura (5:15-6:6) dan pada bab selanjutnya diperlihatkan
tentang akibat yang ditimbulkan oleh dosa Israel (7:3-10:8). Pada bab 10:9-15
dikatakan bahwa TUHAN kecewa tetapi akhirnya hukuman yang dirancangkan TUHAN
itu tidak jadi terlaksana, TUHAN justru mengasihi Israel.
Jika digambarkan secara singkat, dinamika
hubungan TUHAN-Israel adalah: TUHAN
Israel berdosa lagi TUHAN mengampuni
Israel berdosa akhirnya TUHAN akan
merancangkan Israel berdosa lagi mengampuni
hukuman pada Israel karena TUHAN sudah mulai muak terhadap mereka,
bahkan Dia ingin mendatangkan perang di mana tidak satu pun dari mereka yang
akan telepas dari pedang. Tetapi akhirnya hukuman itu tidak jadi dilaksanakan.
Dari dinamika hubungan Allah-Israel ini, maka sungguh benarlah gambaran Hosea tentang persundalan. Israel sebagai “Wanita sundal” sungguh tidak setia pada “suami”nya TUHAN. Ketika terjadi persundalan atau perzinahan oleh istri, maka sang suami sebenarnya memiliki hak untuk menceraikan istrinya jika dia mau. Kendatipun demikian, TUHAN tidak menceraikan Israel, namun justru Dia tetap mencintai Israel dan setia pada Israel.
Dari dinamika hubungan Allah-Israel ini, maka sungguh benarlah gambaran Hosea tentang persundalan. Israel sebagai “Wanita sundal” sungguh tidak setia pada “suami”nya TUHAN. Ketika terjadi persundalan atau perzinahan oleh istri, maka sang suami sebenarnya memiliki hak untuk menceraikan istrinya jika dia mau. Kendatipun demikian, TUHAN tidak menceraikan Israel, namun justru Dia tetap mencintai Israel dan setia pada Israel.
Ada beberapa pandangan dari berbagai penafsir
mengenai pernikahan antara Nabi Hosea dan Gomer yaitu :
Pertama, kelompok yang mengatakan bahwa pernikahan itu tidak
benar terjadi. Itu hanya sebuah penglihatan atau simbol yang melambangkan
hubungan antara Allah dan umat Israel yang tidak setia. Dasar pemikirannya
adalah tidak mungkin Allah menyuruh seorang nabi menikah dengan perempuan
pelacur. Kalau larangan itu diterapkan kepada imam (Imamat 21:7, 14, lihat
otomatis berlaku juga untuk Hosea sebagai nabi. Ditambah pula, jika Allah menyuruh
Hosea menikah dengan pelacur, pelayanan Hosea akan menjadi rusak.
Namun argumen itu. Ia berkata bahwa tidak ada
indikasi apa pun yang menunjukkan hal itu sebagai visi atau simbol. Itu
benar-benar kisah nyata yang diperlihatkan dengan detail-detailnya seperti,
Gomer anak Diblaim, mengandung anak ketiga setelah anak kedua disapih, dan
semua anak itu dijelaskan jenis kelaminnya, satu laki-laki dan dua perempuan.
Kedua, kelompok yang mengatakan bahwa pernikahan itu memang
benar terjadi, tetapi Gomer bukan seorang pelacur, melainkan berdosa karena
menyembah banyak dewa, sama seperti umat Israel. Alasan itu dikemukakan agar
kita terhindar dari kesulitan moral sebagaimana dikemukakan oleh pandangan
kelompok pertama.[7]
Dalam hal itu pun, kami melihat dan berpikir
apakah dosa etika lebih berat daripada
dosa penyembahan berhala? Selain itu, jika dosa Gomer bukan menyangkut etika,
tetapi penyembahan berhala, sama seperti umat Israel, perkawinan itu tidak
dapat lagi disebut sebagai simbol antara hubungan Allah dan umat Israel.
Ketiga, pernikahan itu benar terjadi, tetapi pada mulanya Gomer
bukanlah seorang pelacur. Setelah mereka menikah, barulah ia menjadi pelacur.
Dan kami kelompk lebih cenderung dengan padangan yang ketiga dengan Dasar
pemikirannya adalah bahwa karena pernikahan itu benar terjadi, sedangkan Allah
tidak mungkin menyuruh Hosea menikah dengan perempuan pelacur. Berarti, secara
logika, Gomer menjadi pelacur setelah ia menikah dengan Hosea. Dengan demikian,
kita terhindar dari kesulitan moral yang dikemukakan oleh kelompok pertama.
KASIH
SAYANG HOSEA TERHADAP GOMER
Kasih sayang Hosea terlihat ketika Gomer
tidak lagi seperti sebelum kelahiran anak mereka yang pertama. Setelah
kelahiran anak pertama Gomer mulai berubah dan meninggalkan Hosea dan pergi ke
Laki – laki lain. Hosea mencoba menghentikannya beberapa kali namun Gomer tetap
saja pergi. Suatu kali, Hosea membawanya kembali dan mengampuninya. Namun,
pertobatannya hanya berlangsung singkat dan dia bersundal lagi dengan
kekasih barunya. Walaupun Gomer bertindak seperti itu, Hosea tetap
menantikannya pulang dan dengan setia menunggu Gomer kembali sebagai istrinya
yang setia. Dia percaya Tuhan bisa melakukannya. Suatu hari, ia mendengar
berita bahwa Gomer telah dibuang oleh kekasihnya. Gomer sudah menjual dirinya
kedalam perbudakan. Hosea ingin melupakannya tapi ia tidak bisa..Tuhan
befirman: “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah,
seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling
kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis” (Hos. 3:1). Lalu,Hosea
membawanya dari perbudakan dengan 15 shikal perak dan 13 homer jelai (Hos. 3:2)[8].
Kemudian dia berkata padanya, “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak
bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku
ini tidak akan bersetubuh dengan engkau” (Hos. 3:3). Dia membayarnya,
membawanya ke rumah, dan mengembalikan kedudukannya
sebagai istri. Hosea tetap mengasihi Gomer walupun ia seorang
pezinah. Nabi Hosea diutus Allah untuk memberitakan firman Allah bukan
hanya melalui perkataan dan pengajarannya, tetapi dia juga bersedia menjadikan kehidupan
pribadinya untuk terlibat secara total.
Kehidupan Hosea bukan merupakan kehidupan
seorang biasa karena melalui hidupnya, Allah ingin menyatakan bahwa Dia Allah
yang tetap mengasihi dan setia kepada umatNya. Kehidupan pribadi dari nabi
Hosea dipakai oleh Allah untuk menunjukkan situasi dan kehidupan umat Israel
yang membelakangi Allah.Pada zaman sekarang sulit sekali memenukan seseorang
yang dapat menaati perintah Tuhan seperti yang dilakukan nabi Hosea, terlebih
lagi apabila perintah itu dianggap tidak layak oleh masyarakat sekitar.
Namun, nabi Hosea tetap mengikuti apa yang telah Tuhan perintahkan kepadanya
yaitu dengan mengawini wanita sundal dan memperanakkan anak-anak sundal. Selain
itu, nabi Hosea sungguh sangat mengasihi Gomer. Walaupun Gomer telah
menghianatinya dan memperoleh anak dari kekasihnya lain, Hosea tetap
menyayanginya.
ARTI NAMA ANAK DARI PERKAWINAN HOSEA DAN GOMER
Dalam hal ini diceritakan bahwa setelah
kelahiran anak pertama mereka merupakan awal ketidak setiaan Gomer kepada
Hosea.bukti ketidak setiaan itu ialah Gomer pergi meninggalkan Hosea bersama
laki- laki yang ia cintai. Namun walaupun
Hosea mengetahui hal tersebut, kasih Hosea kepada Gomer tidak berubah dan
dengan arahan Tuhan, dia menamakannya, Lo-Ruhama, yang berarti “tidak
dikasihi”. Penamaan anak kedua ini pun terkait dengan ketersesatan Israel dari
kasih Tuhan dan mereka tidak lagi dikasihi dan diampuni oleh Tuhan (Hos. 1:6).
Tidak lama setelah itu, Gomer mengandung lagi dan melahirkan seorang bayi
laki-laki. Tuhan menyuruh Hosea menamakannya Lo-Ami yang berarti“ bukan
umatku.” untuk menunjukkan bahwa umat Israel tidak lagi berstatus sebagai umat
Allah dan Allah telah menolak mereka untuk menjadi umatNya(Hos. 1:8-9).
Kelahiran bayi ini juga menunjukkan dosa yang dilakukan Gomer bahwa
anak yang dilahirkan di rumah Hosea juga bukanlah anaknya.
·
Yizreel anak Pertama Hosea
Pemberian nama anak hosea yang pertama dengan nama Yizrael artinya Nama ini berarti untuk menyatakan
bahwa Allah akan segera menghukum keluarga Yehu, yaitu raja Israel Utara, dan
pemerintahannya akan berakhir.
·
Lo-Ruhama mempunyai arti
Tidak menaruh Dikasihi, Tidak Disayangi, No
Pity. Setelah kelahiran anak pertama Hosea dan Gomer lahirlah anak kedua
yang melambangkan ketidak setiaan Gomer. Ini
menunjukan keterasingan Israel dari Yehova, tapi juga menunjukan petualangan
dosa Gomer. Anak yang dilahirkan dirumah Hosea bukanlah anaknya.
·
Lo-Ami mempunyai arti
bukan Umat-Ku. Nama yang mengisyaratkan tidak sahnya anak ini dan kemampuannya
untuk tetap hidup sendiri kendati semua melawannya.disisi lain juga menandakan
bahwa Allah tidak mengakui lagi Israel. Penolakan ini merupakan penolakan Allah
akan janji-Nya yang pernah ada zaman dulu di mana Allah menyatakan ” bahwa
engkau akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mu ”( Amos 8: 1 )[9].
Dari padangan di atas nyatalah bahwa anak-
anak yang dilahirkan oleh Gomer dari hasil persundalah/ persinahan memiliki
arti yang berbeda. dan perbedaan arti namapun juga terrangkum dalam Kitab Hosea
dengan berbagai penjelasan yang ada.
MAKNA YANG DAPAT DI PELAJARI DARI PERKAWINAN
NABI HOSEA DAN GOMER
Kita tidak saja cukup membaca dan melihat
serta mencari kesalahan dan kebenaran terhadap polemic yang terjadi atas
penikahan Nab Hosea dan Gomer, tetapi kita juga dapa melihat beberapa bentuk
yang dapat kita pelajari dari bagian ini.
Dalam
dunia Perjanjian Lama, Tuhan sering menyuruh hamba-hamba-Nya, khususnya para
nabi, melakukan sesuatu perkara yang melambangkan kasih, kuasa, dan murka Allah
kepada umat manusia, khususnya kepada umat Israel. Misalnya, pernikahan Hosea
merupakan simbol dari kasih-Nya yang ajaib kepada umat Israel yang
membelakangi-Nya. Pekerjaan tukang periuk melambangkan kuasa Tuhan atas umat
Israel dan atas semua bangsa (Yeremia 18: 1-17). Buli-buli yang pecah
melambangkan murka Tuhan terhadap kerajaan Yehuda yang murtad (Yeremia 19). Tindakan-tindakan
simbolis itu dilakukan mereka agar umat Israel mengetahui bahwa Tuhan mereka
sebagai Yang Mahakuasa, Mahakasih, dan Maha Pemurah. Pada zaman Perjanjian
Baru, tindakan simbolis seperti itu tidak lagi dipakai Tuhan karena Yesus sudah
datang[10].
Walaupun
tidak berfungsi sebagai tindakan simbolis, Tuhan juga masih memakai
anak-anak-Nya untuk memperagakan kasih dan kuasa-Nya melalui kesaksian hidup
mereka. Sama seperti Hosea yang merelakan dirinya dipakai Tuhan demi kebaikan
banyak orang, demikian juga anak-anak-Nya pada zaman ini. Tuhan sedang dan
terus menanti anak-anak-Nya agar sungguh-sungguh bersedia dipakai Tuhan demi
pemberitaan Injil kepada semua makhluk walaupun harus mengalami berbagai
penderitaan.
KESIMPULAN
Dari paparan di atas dapat kami simpulkan
bahwa perkawinan antara Nabi Hosea dan Gomer merupakan kemaran Tuhan terhadap
umatnya yang telah meninggalkan apa yang menjadi printah-Nya, dimana umat
Israel sudah berpaling menyembah dewa – dewa baal. Atas dasar itulah Allah
marah sehingga ia berfirman kepada Hamba-Nya nabi Hosea untuk mengawini Gomer
sebagai lambing persundalan umat Israel.
Akhir nubuatan Hosea adalah
permulaan yang baru! Murka Allah dibasuh oleh cinta kasih-Nya “Tidak selalu Ia
menuntut, dan tidak selamanya ia mendendam. Apa yang pernah Ia janjikan
pastilah terjadi. Termasuk kebebasan-Nya untuk mengasihi lagi, kendatipun Ia
ditolak dan dibelakangi umat-Nya. Di tengah-tengah hukuman yang mengerikan itu
berbunyilah janji mulia yang demikian. Hanya oleh karena itulah pertobatan ada
maknanya, tetapi hanya pertobatan yang murni: pengakuan dosa, pengakuan akan
rahmatnya, sambil meninggalkan berhala-berhala dan andalan-andalan lainnya.
Daftar Pustaka
Browning WRF. Kamus Alkitab, Jakarta: Gunung Mulia, 2008
W.S. Lasor dkk. Pengantar Perjanjian Lama 2,2007, Bpk.
Gunung Mulia, Jakarta. Hlm 209
A. de Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea.,Jakarta:
BPK Gunung Mulia.1997, hlm 25
Al Purwa, Catatan Singkat Kitab Suci,Kanasius,
Yogyakara,2001,Hlm 38
Walter C Kaiser,
Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, Saat, 2003, 238
David
Noel Freedman. 2000. Eerdmans Dictionary
of The Bible. Grand Rapids, Michigan: Wm B. Eerdmans. Hlm 609-610.
Blommendaal. J. Pengantar kepada PL, Jakarta: Gunung Mulia, 2008,hlm 126
http://www.gktlampung.org/renungan/pergilah-kawinilah-seorang-perempuan-sundal-pdt-herman-soekahar-470.html
Wushmoadi
Wahono, Disini Ku Temukan,Bpk. Gunung
Mulia, 2009, hlm. 161-164
http://www.sarapanpagi.org/hosea-menikah-dengan-pelacur-vt2085.html
[1]
W.S. Lasor dkk. Pengantar Perjanjian Lama 2,2007, Bpk. Gunung Mulia, Jakarta.
Hlm 209
[2] A.
de Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea.,Jakarta: BPK Gunung Mulia.1997, hlm
25
[3] Al Purwa, catatan Singkat Kitab
Suci,Kanasius, Yogyakara,2001,Hlm 38
[4]
Walter C Kaiser, Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama,
Saat, 2003, 238
[5] David Noel Freedman. 2000. Eerdmans Dictionary of The
Bible. Grand Rapids, Michigan: Wm B. Eerdmans. Hlm 609-610.
[7] http://www.gktlampung.org/renungan/pergilah-kawinilah-seorang-perempuan-sundal-pdt-herman-soekahar-470.html
[8]
W.S. Lasor dkk. Pengantar Perjanjian Lama 2,2007, Bpk. Gunung Mulia, Jakarta.
Hlm 209
[9] Wushmoadi Wahono, Disini Ku Temukan,Bpk. Gunung Mulia,
2009, hlm. 161-164
[10] http://www.sarapanpagi.org/hosea-menikah-dengan-pelacur-vt2085.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar