Total Tayangan Halaman

Jumat, 22 Februari 2013

Tafsiran Kitab Kolese




PENDAHULAN
Hosea adalah anak Beeri yang berasal dari suku Yehuda. Hosea yangartinya ”Keselamatan ada pada TUHAN" atau "TUHAN adalah keselamatan"merupakan seorang nabi di Israel pada abad ke-8 SM yang tampil sesudah Nabi Amos[1]. Dia adalah salah satu dari dua belas nabi dalam Kitab Suci Ibrani atau Perjanjian Lama. Nabi Hosea diam di Israel, Kerajaan Utara dan ia bernubuat selama kira-kira 50 tahun. Selama pelayanan Hosea sebagai nabi, Kerajaan Utara sedang mengalami kemakmuran yang sangat besar dan perluasan wilayahnya. Ini disebabkan oleh kemerosotan Aram dan Moab yang mengakibatkan Kerajaan Utara dapa tmenguasai sebagian besar jalur perdagangan timur-barat di kawasan tersebut. Kemakmuran inilah yang menyebabkan turunnya moral dan rohani. Materialisme memikat hati banyak orang dan dosa pun mulai masuk dalam setiap aspek kehidupan. Dosa-dosa tersebut dapat dilihat seperti mencuri, membunuh, mabuk, penipuan, bersaksi dusta dan perzinahan.Kerajaan itu juga tidak taat kepada Tuhan. Mereka menyembah ilah-ilahlain dan melupakan Tuhan. Mereka membuat patung emas untuk penyembahan kepada dewa Baal.
Dalam kondisi seperti itulah, Allah mengutus hamba-Nya,Hosea, untuk memperingatkan bangsa itu agar berbalik kepada Tuhan. Hosea menyampaikan pesan Tuhan kepada orang-orang di Israel, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 s.M. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada Tuhan.
Kehidupan Hosea sangat menarik karena kehidupannya merupakancermin dari hubungan Allah dengan Israel. Pada awal pelayanan Hosea, Allah memerintahkan nabi Hosea untuk mengawini wanita sundal dan memperanakkananak-anak sundal. Hal ini menunjukkan kehidupan umat Israel yang waktu itu telah “bersundal” dengan membelakangi Allah. Umat Israel telah meninggalkanAllah dan menyembah kepada dewa Baal[2]. Dan itu merupakan gambaran awal ketidak setiaan bangsa Israel kepada Tuhan yang telah menyembah dewa baal. Adapun beberapa kontroversi yang terjadi dalam kitab Hosea dan yang dapat kami jelaskan adalah sebagai berikut.
Pertanyaan Penelitian
1.      Kontroversi Perkawinan Nabi Hosea dan Gomer
2.      Arti nama anak- anak Nabi Hosea dan Gomer
3.      Makna yang di ambil dari Pernikahan Nabi Hosea dan Gomer

TAFSIRAN
PERKAWINAN HOSEA
Berbicara mengenai kitab Hosea, asumsi kebanyakan orang akan langsung mengingat tentang perkawinan antara nabi dengan seorang sundal. Nabi diperintahkan oleh TUHAN untuk mengambil perempuan sundal itu, Gomer bin Diblaim, menjadi istrinya. Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN” (Hos. 1:2).
Jika kita memperhatikan perintah ini, pertanyaan yang dapat muncul adalah: mengapa TUHAN memerintahkan Nabi untuk mengawini perempuan sundal. Tidakkah hal ini bertentangan dengan hukum taurat? Dari peristiwa ini seakan-akan TUHAN mendukung perzinahan dan persundalan .
 Dalam kitab Hosea, kedua istilah tersebut “Perzinahan” dan “Persundalan” dipakai dalam dua arti yang berbeda yaitu secara harafiah dan kiasan. Secara harafiah berarti melakukan hubungan seksual di luar nikah atau dengan pasangan lain. Dan dalam arti kiasan biasa dipakai dalam lingkup politik yang berhubungan dengan bangsa-bangsa lain atau dalam lingkup religius yaitu mengikuti allah-allah lain ( dewa ba’all )[3] . Dan bila kita mengamati teks Hosea, istilah “perzinahan” dan “persundalan” dipakai bersamaan, secara harafiah dan secara kiasan. Artinya, Nabi Hosea memang melihat bahwa realitas perzinahan dan pesundalan merupakan suatu tren dalam masyarakat. Bahkan dia sendiri mengalaminya dalam keluarganya, di mana Gomer istrinya adalah seorang pezinah, bahkan pelacur. Selain itu ada juga kecurigaan bahwa masyarakat Israel melakukan perzinahan dengan allah-allah lain.[4]
Dikatakan berzinah dengan allah lain karena pada saat itu, orang Israel mensinkretiskan kepercayaan pada TUHAN dengan agama Kanaan . Dan kepercayaan dalam agama Kanaan yang bertentangan dengan Taurat (UL. 23:17) adalah pelacuran suci. Misalnya untuk mendatangkan hujan maka manusia harus melakukan upacara-upacara bakti dengan berhubungan seksual di bumi agar Dewa Kesuburan menurunkan hujan. Apa yang dipraktekkan oleh penganut agama Kanaan ini ternyata menarik hati orang Israel. Karena agama Kanaan lebih menjanjikan di bidang pertanian maupun dalam bidang keamanan[5]. Akibatnya, tidak sedikit orang Israel yang melakukan dan mengikuti ritual agama Kanaan. Bahkan istri Hosea sendiri adalah pelacur bakti atau Qodashot .
Berhadapan dengan realitas tersebut, Nabi ingin menyampaiakan kritikannya. Dalam menyampaikan kritikannya, Hosea memanfaatkan berbagai macam gaya sastra misalnya bahasa pengadilan, metafor perkawinan ataupun metafor hubungan orang tua dan anak . Dari semua gaya bahasa yang digunakan itu, yang peling terkenal dari Hosea adalah (analogi) perkawinannya dengan Gomer.
Memang ada perdebatan di sekitar masalah ini. Para ahli ada yang mengatakan bahwa peristiwa perkawinan Hosea-Gomer tidak sesuai dengan moralitas. Karena itu peristiwa ini hanya terjadi dalam penglihatan, atau mimpi atau bahkan hanya sebagai suatu alegori atau perumpamaan . Namun ada pula yang mengatakan bahwa peristiwa tersebut adalah suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi. Alasannya adalah karena memang tidak ada petunjuk yang mengindikasikan bahwa peristiwa itu hanya terjadi dalam mimpi. Alasan kedua adalah karena nama Gomer tidak mempunyai makna simbolis. Ketiga, suatu keanehan jika Hosea menceritakan sesuatu yang tidak benar terjadi. Keempat, pengalaman perkawinan dengan seorang sundal, justru memperkuat pewartaan Hosea. Dia sendiri mengalami apa yang dialami oleh TUHAN dalam hubungannya dengan Israel . Inilah gambaran Israel dalam hubungannya dengan TUHAN di mana Israel kadang tidak setia. Bangsa Israel adalah “istri” yang tidak setia. Namun TUHAN adalah “suami” yang tetap setia[6].
Jika kita memperhatikan keseluruhan kitab Hosea, sikap Israel terhadap TUHAN sangat tidak konsisten, kadang setia tetapi lebih sering tidak setianya. Awalnya bangsa Israel melakukan yang jahat di hadapan TUHAN yang digambarkan dengan keluarga Hosea yang tidak setia (Hos 1:2-9), kemudian TUHAN memberikan janji keselamatan kepada Israel (1:10-12), lalu Israel diterima kembali (3:1-5), tetapi kemudian para imam dan bangsa Israel tidak setia lagi (4:1-12). Karena tidak setia, maka akhirnya TUHAN mengancam Israel dan pemimpin-pemimpinnya (5:1-7), kemudian Israel mencari pertolongan di mana-mana tetapi sia-sia (5:8-14). Karena tidak menjumpai penolong dapat dijadiakan andalan melebihi TUHAN, Israel kemudian bertobat, tetapi hanya pura-pura (5:15-6:6) dan pada bab selanjutnya diperlihatkan tentang akibat yang ditimbulkan oleh dosa Israel (7:3-10:8). Pada bab 10:9-15 dikatakan bahwa TUHAN kecewa tetapi akhirnya hukuman yang dirancangkan TUHAN itu tidak jadi terlaksana, TUHAN justru mengasihi Israel.
Jika digambarkan secara singkat, dinamika hubungan TUHAN-Israel adalah:  TUHAN Israel berdosa lagi  TUHAN mengampuni Israel berdosa   akhirnya TUHAN akan merancangkan Israel berdosa lagi mengampuni  hukuman pada Israel karena TUHAN sudah mulai muak terhadap mereka, bahkan Dia ingin mendatangkan perang di mana tidak satu pun dari mereka yang akan telepas dari pedang. Tetapi akhirnya hukuman itu tidak jadi dilaksanakan.
Dari dinamika hubungan Allah-Israel ini, maka sungguh benarlah gambaran Hosea tentang persundalan. Israel sebagai “Wanita sundal” sungguh tidak setia pada “suami”nya TUHAN. Ketika terjadi persundalan atau perzinahan oleh istri, maka sang suami sebenarnya memiliki hak untuk menceraikan istrinya jika dia mau. Kendatipun demikian, TUHAN tidak menceraikan Israel, namun justru Dia tetap mencintai Israel dan setia pada Israel.
Ada beberapa pandangan dari berbagai penafsir mengenai pernikahan antara Nabi Hosea dan Gomer yaitu :
Pertama, kelompok yang mengatakan bahwa pernikahan itu tidak benar terjadi. Itu hanya sebuah penglihatan atau simbol yang melambangkan hubungan antara Allah dan umat Israel yang tidak setia. Dasar pemikirannya adalah tidak mungkin Allah menyuruh seorang nabi menikah dengan perempuan pelacur. Kalau larangan itu diterapkan kepada imam (Imamat 21:7, 14, lihat otomatis berlaku juga untuk Hosea sebagai nabi. Ditambah pula, jika Allah menyuruh Hosea menikah dengan pelacur, pelayanan Hosea akan menjadi rusak.
Namun argumen itu. Ia berkata bahwa tidak ada indikasi apa pun yang menunjukkan hal itu sebagai visi atau simbol. Itu benar-benar kisah nyata yang diperlihatkan dengan detail-detailnya seperti, Gomer anak Diblaim, mengandung anak ketiga setelah anak kedua disapih, dan semua anak itu dijelaskan jenis kelaminnya, satu laki-laki dan dua perempuan.
Kedua, kelompok yang mengatakan bahwa pernikahan itu memang benar terjadi, tetapi Gomer bukan seorang pelacur, melainkan berdosa karena menyembah banyak dewa, sama seperti umat Israel. Alasan itu dikemukakan agar kita terhindar dari kesulitan moral sebagaimana dikemukakan oleh pandangan kelompok pertama.[7]
Dalam hal itu pun, kami melihat dan berpikir apakah  dosa etika lebih berat daripada dosa penyembahan berhala? Selain itu, jika dosa Gomer bukan menyangkut etika, tetapi penyembahan berhala, sama seperti umat Israel, perkawinan itu tidak dapat lagi disebut sebagai simbol antara hubungan Allah dan umat Israel.
Ketiga, pernikahan itu benar terjadi, tetapi pada mulanya Gomer bukanlah seorang pelacur. Setelah mereka menikah, barulah ia menjadi pelacur.
Dan kami kelompk lebih cenderung dengan padangan yang ketiga dengan Dasar pemikirannya adalah bahwa karena pernikahan itu benar terjadi, sedangkan Allah tidak mungkin menyuruh Hosea menikah dengan perempuan pelacur. Berarti, secara logika, Gomer menjadi pelacur setelah ia menikah dengan Hosea. Dengan demikian, kita terhindar dari kesulitan moral yang dikemukakan oleh kelompok pertama.
KASIH SAYANG HOSEA TERHADAP GOMER
Kasih sayang Hosea terlihat ketika Gomer tidak lagi seperti sebelum kelahiran anak mereka yang pertama. Setelah kelahiran anak pertama Gomer mulai berubah dan meninggalkan Hosea dan pergi ke Laki – laki lain. Hosea mencoba menghentikannya beberapa kali namun Gomer tetap saja pergi. Suatu kali, Hosea membawanya kembali dan mengampuninya. Namun, pertobatannya hanya berlangsung singkat dan dia bersundal lagi dengan kekasih barunya. Walaupun Gomer bertindak seperti itu, Hosea tetap menantikannya pulang dan dengan setia menunggu Gomer kembali sebagai istrinya yang setia. Dia percaya Tuhan bisa melakukannya. Suatu hari, ia mendengar berita bahwa Gomer telah dibuang oleh kekasihnya. Gomer sudah menjual dirinya kedalam perbudakan. Hosea ingin melupakannya tapi ia tidak bisa..Tuhan befirman: “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis” (Hos. 3:1). Lalu,Hosea membawanya dari perbudakan dengan 15 shikal perak dan 13 homer jelai (Hos. 3:2)[8]. Kemudian dia berkata padanya, “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau” (Hos. 3:3). Dia membayarnya, membawanya ke rumah, dan mengembalikan kedudukannya sebagai istri. Hosea tetap mengasihi Gomer walupun ia seorang pezinah. Nabi Hosea diutus Allah untuk memberitakan firman Allah bukan hanya melalui perkataan dan pengajarannya, tetapi dia juga bersedia menjadikan kehidupan pribadinya untuk terlibat secara total.
Kehidupan Hosea bukan merupakan kehidupan seorang biasa karena melalui hidupnya, Allah ingin menyatakan bahwa Dia Allah yang tetap mengasihi dan setia kepada umatNya. Kehidupan pribadi dari nabi Hosea dipakai oleh Allah untuk menunjukkan situasi dan kehidupan umat Israel yang membelakangi Allah.Pada zaman sekarang sulit sekali memenukan seseorang yang dapat menaati perintah Tuhan seperti yang dilakukan nabi Hosea, terlebih lagi apabila perintah itu dianggap tidak layak oleh masyarakat sekitar. Namun, nabi Hosea tetap mengikuti apa yang telah Tuhan perintahkan kepadanya yaitu dengan mengawini wanita sundal dan memperanakkan anak-anak sundal. Selain itu, nabi Hosea sungguh sangat mengasihi Gomer. Walaupun Gomer telah menghianatinya dan memperoleh anak dari kekasihnya lain, Hosea tetap menyayanginya.
  ARTI NAMA ANAK DARI PERKAWINAN HOSEA DAN GOMER
Dalam hal ini diceritakan bahwa setelah kelahiran anak pertama mereka merupakan awal ketidak setiaan Gomer kepada Hosea.bukti ketidak setiaan itu ialah Gomer pergi meninggalkan Hosea bersama laki- laki yang ia cintai. Namun  walaupun Hosea mengetahui hal tersebut, kasih Hosea kepada Gomer tidak berubah dan dengan arahan Tuhan, dia menamakannya, Lo-Ruhama, yang berarti “tidak dikasihi”. Penamaan anak kedua ini pun terkait dengan ketersesatan Israel dari kasih Tuhan dan mereka tidak lagi dikasihi dan diampuni oleh Tuhan (Hos. 1:6). Tidak lama setelah itu, Gomer mengandung lagi dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Tuhan menyuruh Hosea menamakannya Lo-Ami yang berarti“ bukan umatku.” untuk menunjukkan bahwa umat Israel tidak lagi berstatus sebagai umat Allah dan Allah telah menolak mereka untuk menjadi umatNya(Hos. 1:8-9). Kelahiran bayi ini juga menunjukkan dosa yang dilakukan Gomer  bahwa anak yang dilahirkan di rumah Hosea juga bukanlah anaknya.
·         Yizreel anak Pertama Hosea
Pemberian nama anak hosea yang pertama dengan nama Yizrael artinya Nama ini berarti untuk menyatakan bahwa Allah akan segera menghukum keluarga Yehu, yaitu raja Israel Utara, dan pemerintahannya akan berakhir.
·         Lo-Ruhama mempunyai arti Tidak menaruh Dikasihi, Tidak Disayangi, No Pity. Setelah kelahiran anak pertama Hosea dan Gomer lahirlah anak kedua yang melambangkan ketidak setiaan Gomer. Ini menunjukan keterasingan Israel dari Yehova, tapi juga menunjukan petualangan dosa Gomer. Anak yang dilahirkan dirumah Hosea bukanlah anaknya.
·         Lo-Ami mempunyai arti bukan Umat-Ku. Nama yang mengisyaratkan tidak sahnya anak ini dan kemampuannya untuk tetap hidup sendiri kendati semua melawannya.disisi lain juga menandakan bahwa Allah tidak mengakui lagi Israel. Penolakan ini merupakan penolakan Allah akan janji-Nya yang pernah ada zaman dulu di mana Allah menyatakan ” bahwa engkau akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mu ”( Amos 8: 1 )[9].
Dari padangan di atas nyatalah bahwa anak- anak yang dilahirkan oleh Gomer dari hasil persundalah/ persinahan memiliki arti yang berbeda. dan perbedaan arti namapun juga terrangkum dalam Kitab Hosea dengan berbagai penjelasan yang ada.

MAKNA YANG DAPAT DI PELAJARI DARI PERKAWINAN NABI HOSEA DAN GOMER

Kita tidak saja cukup membaca dan melihat serta mencari kesalahan dan kebenaran terhadap polemic yang terjadi atas penikahan Nab Hosea dan Gomer, tetapi kita juga dapa melihat beberapa bentuk yang dapat kita pelajari dari bagian ini.
Dalam dunia Perjanjian Lama, Tuhan sering menyuruh hamba-hamba-Nya, khususnya para nabi, melakukan sesuatu perkara yang melambangkan kasih, kuasa, dan murka Allah kepada umat manusia, khususnya kepada umat Israel. Misalnya, pernikahan Hosea merupakan simbol dari kasih-Nya yang ajaib kepada umat Israel yang membelakangi-Nya. Pekerjaan tukang periuk melambangkan kuasa Tuhan atas umat Israel dan atas semua bangsa (Yeremia 18: 1-17). Buli-buli yang pecah melambangkan murka Tuhan terhadap kerajaan Yehuda yang murtad (Yeremia 19). Tindakan-tindakan simbolis itu dilakukan mereka agar umat Israel mengetahui bahwa Tuhan mereka sebagai Yang Mahakuasa, Mahakasih, dan Maha Pemurah. Pada zaman Perjanjian Baru, tindakan simbolis seperti itu tidak lagi dipakai Tuhan karena Yesus sudah datang[10].
Walaupun tidak berfungsi sebagai tindakan simbolis, Tuhan juga masih memakai anak-anak-Nya untuk memperagakan kasih dan kuasa-Nya melalui kesaksian hidup mereka. Sama seperti Hosea yang merelakan dirinya dipakai Tuhan demi kebaikan banyak orang, demikian juga anak-anak-Nya pada zaman ini. Tuhan sedang dan terus menanti anak-anak-Nya agar sungguh-sungguh bersedia dipakai Tuhan demi pemberitaan Injil kepada semua makhluk walaupun harus mengalami berbagai penderitaan.





KESIMPULAN

Dari paparan di atas dapat kami simpulkan bahwa perkawinan antara Nabi Hosea dan Gomer merupakan kemaran Tuhan terhadap umatnya yang telah meninggalkan apa yang menjadi printah-Nya, dimana umat Israel sudah berpaling menyembah dewa – dewa baal. Atas dasar itulah Allah marah sehingga ia berfirman kepada Hamba-Nya nabi Hosea untuk mengawini Gomer sebagai lambing persundalan umat Israel.
Akhir nubuatan Hosea adalah permulaan yang baru! Murka Allah dibasuh oleh cinta kasih-Nya “Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak selamanya ia mendendam. Apa yang pernah Ia janjikan pastilah terjadi. Termasuk kebebasan-Nya untuk mengasihi lagi, kendatipun Ia ditolak dan dibelakangi umat-Nya. Di tengah-tengah hukuman yang mengerikan itu berbunyilah janji mulia yang demikian. Hanya oleh karena itulah pertobatan ada maknanya, tetapi hanya pertobatan yang murni: pengakuan dosa, pengakuan akan rahmatnya, sambil meninggalkan berhala-berhala dan andalan-andalan lainnya.














Daftar Pustaka
Browning WRF. Kamus Alkitab, Jakarta: Gunung Mulia, 2008
W.S. Lasor dkk. Pengantar Perjanjian Lama 2,2007, Bpk. Gunung Mulia, Jakarta. Hlm 209
A. de Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea.,Jakarta: BPK Gunung Mulia.1997, hlm 25
Al Purwa, Catatan Singkat Kitab Suci,Kanasius, Yogyakara,2001,Hlm 38
Walter C Kaiser, Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, Saat, 2003,  238
David Noel Freedman. 2000. Eerdmans Dictionary of The Bible. Grand Rapids, Michigan: Wm B. Eerdmans. Hlm 609-610.
Blommendaal. J. Pengantar kepada PL, Jakarta: Gunung Mulia, 2008,hlm 126
http://www.gktlampung.org/renungan/pergilah-kawinilah-seorang-perempuan-sundal-pdt-herman-soekahar-470.html
Wushmoadi Wahono, Disini Ku Temukan,Bpk. Gunung Mulia, 2009, hlm. 161-164
http://www.sarapanpagi.org/hosea-menikah-dengan-pelacur-vt2085.html



[1] W.S. Lasor dkk. Pengantar Perjanjian Lama 2,2007, Bpk. Gunung Mulia, Jakarta. Hlm 209
[2] A. de Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea.,Jakarta: BPK Gunung Mulia.1997, hlm 25
[3]  Al Purwa, catatan Singkat Kitab Suci,Kanasius, Yogyakara,2001,Hlm 38
[4] Walter C Kaiser, Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, Saat, 2003,  238
[5] David Noel Freedman. 2000. Eerdmans Dictionary of The Bible. Grand Rapids, Michigan: Wm B. Eerdmans. Hlm 609-610.
[6] Blommendaal. J. Pengantar kepada PL, Jakarta: Gunung Mulia, 2008,hlm 126

[7] http://www.gktlampung.org/renungan/pergilah-kawinilah-seorang-perempuan-sundal-pdt-herman-soekahar-470.html
[8] W.S. Lasor dkk. Pengantar Perjanjian Lama 2,2007, Bpk. Gunung Mulia, Jakarta. Hlm 209

[9] Wushmoadi Wahono, Disini Ku Temukan,Bpk. Gunung Mulia, 2009, hlm. 161-164
[10] http://www.sarapanpagi.org/hosea-menikah-dengan-pelacur-vt2085.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar